Requirement Gathering PT Era Kualitas Informasi – PT Cisarua Mountain Dairy (Cimory)

 

Tanggal 2 Agustus 2023, Adalah hari dimana PT Era Kualitas Informasi mendatangi PT Cisarua Mountain Dairy (Cimory) di Sentul, Kec. Babakan Madang, Kabupaten Bogor untuk mengidentifikasi kebutuhan pembuatan aplikasi. Dalam Requirement Gathering ini, dihadiri oleh E-Team atau Tim IT dari PT Era Kualitas Informasi, Konsultan HR dan HR Team dari PT Cisarua Mountain Dairy (Cimory).

 

Cimory Academy Adalah aplikasi management matrik kompetensi, training dan assessment personil. Aplikasi ini ditujukan untuk keperluan seluruh organisasi, baik oleh HRD maupun seluruh karyawan. Tujuannya adalah untuk merinci dan menggambarkan dengan jelas kemampuan serta kompetensi setiap karyawan yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawab mereka. Aplikasi ini juga menjadi instrumen penting dalam menjalankan proses promosi jabatan, mengukur KPI (Key Performance Index) pada tiap departemen, serta memberikan dukungan dalam pengembangan keterampilan dengan pendekatan UP skilling guna meningkatkan kemampuan karyawan. Selain itu, aplikasi ini juga memungkinkan implementasi REE skilling, yang memungkinkan karyawan untuk memperoleh keterampilan baru sesuai dengan kebutuhan organisasi. Proses ini dijalankan melalui rangkaian pelatihan dan assesment yang teliti dan terarah, membantu organisasi dalam mengoptimalkan potensi karyawan dan mencapai tujuan bisnis secara efektif.

Requirement Gathering adalah proses identifikasi, pengumpulan, dan dokumentasi kebutuhan atau persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu sistem atau proyek yang akan dikembangkan. Proses ini biasanya dilakukan pada awal tahap pengembangan proyek untuk memahami dengan jelas apa yang diinginkan oleh pemangku kepentingan (stakeholder) dan pengguna akhir.

 

Tujuan dari Requirement Gathering adalah untuk mendefinisikan tujuan proyek secara rinci, menetapkan lingkup pekerjaan yang harus dilakukan, dan mengidentifikasi kriteria keberhasilan proyek. Proses ini melibatkan berbagai metode dan teknik, seperti wawancara dengan stakeholder, observasi langsung, analisis dokumen, kuesioner, dan pertemuan kelompok.

 

 

Hasil dari Requirement Gathering biasanya berupa dokumen kebutuhan (requirement document) yang mencakup persyaratan fungsional (fitur dan fungsi yang diharapkan dari sistem), persyaratan non-fungsional (karakteristik kinerja, keamanan, dan kehandalan), dan batasan-batasan proyek (budget, waktu, sumber daya).

 

Proses Requirement Gathering yang baik sangat penting karena memastikan pemahaman yang jelas tentang kebutuhan proyek dan meminimalkan risiko kesalahan atau ketidaksesuaian selama pengembangan proyek.

 

Pertemuan dari E-Team dengan Tim IT dari Cimory tersebut membahas tentang Aplikasi CMS, CCMS dan Cimory Academy. untuk memastikan pembuatan aplikasi mampu memenuhi komponen kebutuhan yang diperlukan oleh user.

 

Terdapat juga Langkah Langkah di dalam Requirement Gathering Loh, ga asal datang dan nanya asal aja.

Langkah-langkah dalam Requirement Gathering adalah sebagai berikut:

 

  1. Identifikasi Stakeholder: Identifikasi semua pihak yang terlibat atau berkepentingan dalam proyek atau sistem yang akan dikembangkan. Stakeholder dapat berupa pengguna akhir, manajemen, tim proyek, dan pihak lain yang terlibat.

 

  1. Penentuan Tujuan: Tentukan tujuan dari proyek atau sistem yang akan dikembangkan. Pahami dengan jelas apa yang ingin dicapai oleh pengguna akhir dan pemangku kepentingan.

 

  1. Wawancara dan Diskusi: Lakukan wawancara dengan stakeholder dan pengguna akhir untuk memahami kebutuhan dan harapan mereka terhadap sistem yang akan dikembangkan. Diskusikan secara terbuka dan mendalam untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik.

 

  1. Observasi: Jika memungkinkan, lakukan observasi langsung pada pengguna saat mereka bekerja atau menggunakan sistem yang sedang digunakan. Hal ini dapat membantu dalam memahami proses bisnis yang sebenarnya dan masalah yang ada.

 

  1. Analisis Dokumen: Tinjau dokumen-dokumen yang terkait dengan proyek, seperti laporan, catatan, atau analisis bisnis sebelumnya, untuk memahami konteks proyek dan persyaratan yang telah diketahui.

 

  1. Kuesioner: Gunakan kuesioner jika diperlukan untuk mendapatkan tanggapan dari stakeholder yang lebih luas. Kuesioner dapat membantu dalam mengumpulkan data dari banyak orang secara efisien.

 

  1. Identifikasi Persyaratan: Dari hasil wawancara, observasi, analisis, dan kuesioner, identifikasi dan catat semua persyaratan fungsional dan non-fungsional yang harus dipenuhi oleh sistem.

 

  1. Verifikasi dan Validasi: Pastikan bahwa persyaratan yang diidentifikasi dapat diverifikasi (dapat diuji) dan divalidasi (sesuai dengan kebutuhan pengguna).

 

  1. Prioritasi Persyaratan: Setelah identifikasi persyaratan, prioritas kan mereka berdasarkan tingkat pentingannya. Hal ini membantu dalam merencanakan pengembangan dan implementasi sistem.

 

  1. Penyusunan Dokumen Kebutuhan: Dokumentasikan semua persyaratan yang telah diidentifikasi dalam dokumen kebutuhan. Pastikan dokumen tersebut jelas, lengkap, dan dapat dipahami oleh semua pihak terlibat.

 

  1. Review Bersama Stakeholder: Lakukan review dokumen kebutuhan bersama stakeholder untuk memastikan bahwa persyaratan yang tercantum sesuai dengan harapan mereka.

 

  1. Perbaikan dan Iterasi: Jika diperlukan, lakukan perbaikan dan iterasi pada dokumen kebutuhan berdasarkan umpan balik dari stakeholder.

 

Proses Requirement Gathering harus berjalan dalam siklus iteratif untuk memastikan bahwa persyaratan yang diidentifikasi terus diperbarui dan diperbaiki seiring dengan perkembangan proyek. Penting untuk melibatkan stakeholder secara aktif dalam seluruh proses ini untuk memastikan bahwa kebutuhan mereka dipenuhi secara efektif.

Next Kira kira E-Team datang kemana lagi nih ya?
See u 

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked*